Our Blog

PONPES AR-RAUDHATUL HASANAH Juga Mendirikan Perguruan Tinggi

DWIDASAWARSA lalu, 18 Oktober 1982 atau 1 Muharram 1403 H, Ustadz Usman Husni menyelenggarakan pengajian. Pada kesempatan itu, diikrarkanlah berdirinya Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah dengan jumlah santri hanya 16 orang.

Pendiri terdiri atas H Hasan Tarigan (alm), HM Arsyad Tarigan (alm), Drs Usman Husni, dr HM Mochtar Tarigan (alm), H Abdul Muthalib Sembiring SH, Drs HM Ardyan Tarigan, Drs HM Ilyas Tarigan, H Goman Rusydi Pinem, Ir H Musa Sembiring (alm), dr H Hilaluddin Sembiring, H Panji Bahrum Tarigan (alm), Prof Dr Mundiyah Mochtar, dr H Ja’far Tarigan, Ir H Sehat Keloko, H Raja Syaf Tarigan, dr HM Nurdin Ginting, dr H Benyamin Tarigan dan Drs H Syaad Afifuddin Sembiring MEc.

Setelah diikrarkan, dengan bantuan finansial dari Atase Agama Saudi Arabia, Ponpes Ar-Raudhatul Hasanah membangun sejumlah masjid di Desa Juhar, Mbetong, Gunung Lau Kapor, Kidupen, Kuta Bangun, Kuta Mbelin, Mbal-mbal Petarum, Lau Penghulu dan Kampung Merdeka. Maka, Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah semakin terkenal.

Dampaknya, orang berbondong memasukkan putera-puterinya ke pesantren. Tenaga pengajar juga terus bertambah. Ustadz Usman Husni mengundang guru dari alumni Pondok Modern Gontor. Saratnya permasalahan, HA Muthalib Sembiring SH membuat konsep badan hukum Pesantren. Akhirnya disepakati, lahir Badan Wakaf Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah dengan akta Notaris Djaidir SH No 29/1986.

Badan Wakaf Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah punya visi meningkatkan aqidah. Membina sumberdaya insani muslim yang beristiqamah, guna mencapai derajat muttaqin dengan belajar. Juga meningkatkan gerakan infak, zakat, wakaf dan sedekah sebagai modal meningkatkan sumber daya insani muslim.

Dalam perkembangannya, gerakan Ponpes meliputi peningkatan efisiensi dan efektivitas keberadaan dan mekanisme kerja Badan Wakaf, meningkatkan kegiatan gerakan amal saleh dalam berinfak, zakat, wakaf dan sedekah. Menyiapkan dan mengumpulkan dana dan pemikiran guna mendirikan lembaga-lembaga lain, di antaranya Perguruan Tinggi Islam, Lembaga Dakwah, Lembaga Pelatihan, Lembaga Majlis Taklim dan Lembaga Ekonomi.

Ponpes juga membenahi dan meningkatkan efisiensi/efektivitas manajemen organisasi, pembangunan sarana dan prasarana, kesejahteraan para pendidik dan santri/wati, menertibkan personal serta administrasi Badan Wakaf dan Benda Wakaf, serta meningkatkan dan menjalin hubungan dalam dan luar negeri.

Ponpes juga menyiapkan lembaga-lembaga yang dibutuhkan, serta mengusahakan berdirinya pesantren unggulan.

Hebatnya, Ar-Raudhatul Hasanah juga mendirikan Perguruan Tinggi yang dapat menghasilkan sarjana/cendekiawan muslim yang muttaqin, komplet dengan mengusahakan penampungan tempat pengabdian alumni Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah dan Perguruan Tinggi lainnya.

Untuk kegiatan pendidikan, Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah memiliki fasilitas berupa masjid dua tingkat, asrama, aula, poliklinik dilengkapi dengan poligigi, ruang belajar, laboratorium fisika, kimia, biologi dan komputer, perpustakaan, kantor pimpinan, kantor administrasi, kantor tatausaha, kantor Badan Wakaf, guest house, dapur dan ruang makan, kantin santri dan cafe tamu serta kamar mandi.

Fasilitas lain selain toko pelajar, ada beberapa lapangan untuk sepakbola, basket, badminton, tenismeja, sepak takraw dan voli. Sebagai prasarana hiburan, pondok juga memiliki Taman Hasanah, Internet Centre (Raudhah.Net) dan Telepon Umum.

Sebagai lembaga kaderisasi keulamaan dan kepemimpinan, sejak awal telah menerapkan sistem pengkajian Kitab Kuning (Kutub Turats) sebagai pembekalan santri/wati dalam memperluas wawasan dan merespon perkembangan zaman, baik bidang hukum, akidah, fenomena sosial, politik, ekonomi dan lainnya dalam perspektif Islam.

Pendidikan bagi para santri meliputi Tafsir, Hadits, Fiqh dan Aqidah. Setelah mencapai kelas VI, santri wajib mengikuti praktik mengajar (Amaliyah Al-Tadris) sebagai persiapan berdakwah setelah menjadi alumni. Walau, pembelajaran praktik tersebut sudah dimulai sejak kelas I.

Pelajaran yang dipraktikkan menggunakan pengantar bahasa Arab dan Inggris, meliputi Fiqih, Tauhid, Tarikh Islam, Hadits, Usul Fiqih, Mahfudhot, Tajwid Al-Qur’an, Khat, Muthalaah, Muhadatsah, Reading, Conversation, Nahwu dan Imla.

Para santri juga diberi kesempatan mengikuti program ekstrakurikuler seperti kursus dan pelatihan Pramuka, keterampilan, kesenian, kesehatan, komputer, kewiraswastaan, bahasa, keilmuan, retorika dan sebagainya.

Pendek kata, santri lulusan Ponpes Ar-Raudhatul Hasanah diharapkan mampu tampil mengembangkan ukhuwah Islamiah secara meluas dan bertaraf internasional.

SULTAN KARO Designed by Templateism | Blogger Templates Copyright © 2014

Gambar tema oleh richcano. Diberdayakan oleh Blogger.